Apa itu LGBT? - Saya Baru Membacanya, dan Ini Pendapat Saya.

Apa itu LGBT? - Pandangan Seorang Bisexual Terhadap Kaumnya

LGBT atau GLBT adalah singkatan dari "lesbian, gay, biseksual, dan transgender". Istilah ini digunakan semenjak tahun 1990-an dan menggantikan frasa "komunitas gay" karena istilah ini lebih mewakili kelompok-kelompok yang telah disebutkan. ~ Wikipedia.org


Jadi LGBT itu adalah singkatan dari Lesbian (Perempuan suka Perempuan "Saja"), Gay (Laki-laki suka Laki-laki "Saja"), Biseksual (Laki-laki atau Perempuan yang menyukai siapa saja di antara dua jenis kelamin atau lebih tepatnya suka kepada Laki-laki dan Perempuan sekaligus), Transgender (Laki-laki atau Perempuan yang sudah mengubah jenis kelaminnya atau masih berada pada jenis kelamin semula namun memiliki ciri-ciri sebaliknya). 

Akronim ini dibuat dengan tujuan untuk menekankan keanekaragaman "budaya yang berdasarkan identitas seksualitas dan gender". ~ Wikipedia.org

Apakah kalian setuju dengan pendapat di atas? Kalau saya pribadi jika ditanya mengenai pendapat di atas, sepertinya saya akan menjawab tidak setuju. Kenapa?

Menurut pendapat seorang psikolog yang ahli neurologi ketika dimintai konsultasi publik melalui sebuah Radio lokal, saya mendengar bahwa katanya kecenderungan seseorang mengenai kebiasaan yang erat hubungannya dengan perbedaan jenis kelamin (Kelelaki-lakian atau kewanita-wanitaan) itu bisa dirubah. Meskipun itu hanya berlaku sebelum kita berusia remaja. 

Jadi dari pendapat di atas yang saya kurang setuju adalah bagian ketika LGBT dikatakan sebagai salah satu bentuk keanekaragaman budaya. Jika kita bisa meminimalisir perkembangan LGBT sejak dulu tanpa membuat kaum tersebut sadar akan hal itu dan mulai merasa tersinggung, maka kita tentu tidak akan mengenal LGBT sebagai suatu kebiasaan yang sampai berbudaya, bukan?

Gini deh, misalnya kita nih. Dulu waktu kita kecil ada banyak hal yang kita alami. Setiap orang itu bervariasi cerita hidupnya, maka alasan mereka berdiri sebagai seorang LGBT juga teramat banyak dan bervariasi, ada yang terpaksa karena sejak kecil memang sudah memiliki kecenderungan dan tidak digubris oleh orang tuanya, ada yang sejak kecil sudah kecenderungan lalu mendapat penolakan dan pemaksaan sampai dia berontak bahwa dia memang tidak bisa berubah karena buktinya meskipun sudah berusaha keras ia tetap menjadi orang yang sama, ada yang memang sudah berbeda hormonnya namun tidak diusahakan atau tidak ada kemampuan untuk mengusahakan terapi hormon, ada yang tulen tapi gara-gara pernah disetubuhi sesama jenis maka ia menyimpannya di alam bawah sadarnya sampai usia muda sampai dewasa bahkan sampai tua karena terlambatnya rehabilitasi akibat tak ada yang melaporkan, ada yang karena bujukan rayuan teman sesamanya maka ia mulai menaruh perhatian dan benar-benar terhanyut bersama kebiasaan barunya, dan masih banyak lagi.

Teman-teman, apa yang orang sebut budaya itu saya yakini sebagai suatu kebiasaan yang terjadi berulang2 selama beberapa generasi oleh orang yang jumlahnya tak sedikit. Maka jika kita sudah termasuk ke kategori budaya apakah kita tidak bisa berubah? Jangankan kita, budaya-budaya kuno yang dulu saja bisa habis terkikis. Bukan untuk kita, tapi untuk anak-anak kita, cucu-cucu kita. Mungkin teman-teman biseksual paham artinya dan indahnya mencintai lawan jenis, namun bagi kita yang menyukai sesama jenis? Kita pasti akan menemukan satu titik dimana kita merasa kehilangan hidup kita saat kita mencoba mengubah arah putaran itu. Tapi apakah kita rela hidup tanpa penerus? Atau melahirkan penerus yang terus menerus meneruskan sandiwara kita? Sandiwara karena takut tidak diterima? Atau kita justru memilih untuk mengubah seluruh dunia menjadi seperti kita?

Pilihlah.. Tapi ingat ini jika ada diantara para sahabat yang mulai berpikir. Untuk menukar satu kebiasaan, diperlukan suggesti minimal 28 hari tanpa henti. Artinya ketika kita belajar bagaimana cara berjalan agar tidak nampak seperti lawan jenis kita atau dengan kata lain mencerminkan jenis kelamin kita, jangan menyerah. Cari di internet video para model yang memperagakan jalan yang baik sesuai kelamin kita masing-masing. Satu kebiasaan seperti berjalan saja memakan waktu 28 hari. Tapi jangan pikir itu akan sulit jika anda memang menikmatinya. Satu demi satu, maka masa depan akan ada dalam genggaman anda.

Sekali lagi, pilihlah.. Berubah, atau Merubah. Karena kalian tahu, mereka diluar sana kesulitan merubah kita, iya kan? ;) 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Apa itu LGBT? - Saya Baru Membacanya, dan Ini Pendapat Saya."

Post a Comment