Ohya, jangan lupa bagi yang masih dibawah 17 tahun.. Please don't consume sex over u need guys. Ngerti kan? Soalnya sex buat yang masih imut kyak kalian bisa berdampak buruk.. Cukup saya,, saya sudah ngerasain nih Negative impactnya.. Tapi sekali2 klo udah pada kebelet boleh dong nongkrong disini lagi..
Ok, daripapada nunggu lama, langsung aja chek it broth...
Suatu sore, aku berjalan melewati sebuah gedung olahraga. Dari jauh samar ku lihat seorang yg seprtinya wajahnya tak asing. Ia berlari kearahku. Aku masih menebk spa dia? Deg, srasa jantungku brhenti berdetak. Wajah itu, dia Rian. Tapi dengan cueknya dia melewatiku seprti tk prnah melihatku. Hatiku sedih dan kecewa. Tak penting lagi sekarang aku mau kemana. Aku tertunduk merasa kesal krna diacuhkan oleh Rian. tak sadar aku sudah diatas trans jogja. 'mau kemana aku?' pikirku. 'biarlah aku berkeliling sja' jawabku lagi.
Halte berikutnya kulihat banyak sekali penumpang yg akan naik. seprtinya akan sangat menggerahkan. benar saja, matahari seakan menyisakan hawa gerahnya khusus untukku. 'aku benci hari ini' batinku. trans jogja lajunya benar2 menguntungkan bgi mrka yg "omes". batinku mengutuk mereka yg mengambil kesempatan dalam kesempitan utk sekadar menyentuh bagian sensitif wanita. aku kasihan pada kaum wanita. TIBA2 bus bodoh ini ngerem mendadak. Bullshit sekali supir ini. Dan kenapa lagi org di belakangku masih nempel aja. Satu detik. dua detik. tiga detik Hatiku panas. empat detik. lima detik. aku benar2 kesal. kutarik nafasku dalam2. mencoba tenang kembali. 'kenapa orang ini begitu lengket dan nempel padaku' aku mencoba menyusun skrip untuk dapat melihat wajah org ini. tp aku tk punya ide, otakku buntu krna rian mengacuhkanku. Aku ingin membalikkan wajahku. tapi jika itu kulakukan aku yakin akan tepat mencium hidungnya. huft, terpaksa kubiarkan ia menempel. sedikit lama posisi itu bertahan hingga halte berikutnya. kini kesempatanku melihat wajah org brengsek itu. ketika org2 sibuk turun, aku menengok kearah belakangku.
Dia tersenyum. entah kenapa org itu tersenyum padaku. Alangkah terkejutnya aku ketika tahu itu adalah Rian. Aku mencoba membuka mulut untuk protes. tp tangannya lebih dulu menarik tanganku dan menyeretku ikut bersamanya. kini kami diluar bus bodoh itu. aku memilih tak bicara. Rian masih menarikku. entah kemana. Belok kiri. masuk gang. belok kiri. masuk rumah keluar rumah. jalan yg aneh. hingga kami sampai di depan sebuah rumah kecil. kepalaku penuh pertanyaan dan aku memilih diam dibandingkan menghabiskan suaraku. lalu rian memulai.
"Ayo masuk!"
"Ngapain? mals ah. ini rumh spa lagih." tolakku sedikit menaikkan nada suara.
"Ayolah lagi pengen nih." wajahnya memelas. kemudin rian meraih tanganku dan menuntunya kearah pedangnya yg keras lengkung dibalik celananya. Aku tak bisa berkata apa2. jantung berdetak seperti suara kereta api yg sudah tua. darahku berdesir hangat. Tak menunggu lama Rian menarikku masuk akupun tak menolaknya kini.
Setelah mengunci pintu kamar itu Rian dengan cepat memelukku. ia benar benar sedang ingin rupanya. tak tahan dipeluk erotis olehnya aku mulai beraksi. ini pertama kalinya. aku mencium bibir bawahnya lalu ku hisap. kemudian bibir atasnya kuperlakukan adil. lalu mencoba masuk mencari kenikmatan dibalik dua bibir seksi itu. aku bermain tempo sedang. rian tak berreaksi penuh, ia hanya menirima sapuan demi sapuanku. Ia menarik pinggangku mendekatkan tubuhku padanya hingga menempel. terasa jelas kerasnya pedang milik rian beradu dengan milikku. Bibir rian sangat nikmat begitu pula lidahnya. sekitar lima menit kemudian aku berhenti melakukannya. "sial, ini salah." ucapku mencoba memberi keterangan semampuku.
Rian nampak kesal, air mukanya yg senang santai tadi kini berubah kasar. benar saja, tak terima aku berhenti, ia memaksaku. menciumiku dengan kasar dan ganas. mengunci kedua tanganku dengan kepalannya yg kokoh. aku tak dapat lepas. ia menghisap bibir dan lidahku sangat kuat. tiga menit aku kembali sadar telah kembali berkuluman lidah dengannya. suara gumaman kami mengisi adegan ini. Rian lalu melepas ciumannya. Sekarang yah sayang, aku yakin kamu bakalan suka. Hatiku ragu dan takut mencobanya. tapi sebuah ciuman lembutnya mendarat seakan menghipnotisku untuk mnjwab 'ya.' sekarang aku berjongkok tepat dihadapan pedangnya yg masih terbungkus celana dalamnya itu.
Aku melihat ada basahan disekitar cetakan kepala kontolnya. Aku yang baru pertama kali melakukan ini berinisiatif sendiri. Aku mulai menciumi area basahan itu, menjilati dan mengemut kontol keras itu dari luar celana dalamnya. Aku melakukannya hingga celana dalamnya basah sebagian oleh liurku. Saat aku melihat ekspresi rian yang menikmati jilatanku. Aku semakin bersemangat. Aku naik menjilati hingga ke karet celananya. Kugigit dan aku tarik hingga pedang kenikmatannya menyembul dengan tegak dan kokoh.
"Ayo sayang cpetan isep!" rian memegang kepalaku dan menariknya hingga kontolnya masuk sampai kerongkonganku. Rasanya sesak hingga aku agak kesulitan. Namun aku tetap berusaha mengimbanginya. Rian memaju mundurkan kepalaku seirama dgn gerakan kontolnya. Kini ia seakan mengentoti mulutku.
"Mmmm.. Hhaahh... Hoohh.. Mhhh.. Hmm.." hanya gumaman kenikmatan itu yang dapat ku suarakan. Rian melepas tangannya dari kepalaku, aku mengangkat wajahku. Kulihat matanya merem melek menikmati penetrasinya di mulut ku. Aku semakin bersemangat. Gerakanku semakin cepat dan semakin kuhisap dalam2 kontolnya.
"Aahh... Ooohhh.. Uuuhhhmmm... Ee nakk.. Shhh... Ehhmm.. Enak ss ayanng.. Aa yo terusss" desahan demi desahan kenikmatan keluar dr mulutnya.
"Uhm.. Ehhh.. Hoohh.. Mm. Mmm. ..aahhm.. Mm.. Oummmhh.." gumaman dan desahan memenuhi ruangan itu.
"Hohhsss... Uhmm... Ssshhh.. Haaah... Hhsstcz.. Hssstt huuhhh.. Hhmmm enggg... Enak bgt sa yaaa.nngg... Uhhmmm" suara desahan rian sangat bisa menambah gairahku.
Aku menghisap kontolnya semakin lincah.. Uhmm.ohhw..
"Mmm... Eemmm.. Uhhmm.. Mwmmw... "
"Sssghh... Ssaa yyaaanngg,.. Enakk.. Ayo sss aaayang..."
Aku semakin mempercepat gerakanku.
"Ahh... Sssshhh... Hosshh.. Uhhmm.. Hhmmpp.. Saya ang.. Aku mau..."
"Crrooottt ... Crooottt cccrrrooootttsss... Crrooott.. Ccrotttt.. Cccrroott" tak selesai kata2nya ia menembakkan pejuhnya dimulutku banyak sekali hingga menetes keluar dari sela bibirku. Karena baru pertama kali menelan pejuh aku merasa seperti menelan nasi satu suapan besar. Aku darurat mencari air minum. "Air.. Aku mau minum.." teriakku darurat. Tiba2 rian menarikku. Ia kembali menciumku, menjilati sisa pejuhnya di mulutku. Lidahnya menyelinap kedalam mulutku. Lidah kami beradu. Ia memberiku liurnya menggati minumanku. Aku dengan senang hati menerimanya. Liur kami bercampur dengan pejuhnya. Tak lama ia melepaskan ciumannya.
"Gimana? Udah gk haus lagi kan?"
*hari ini berubah jadi hari yang indah bagi ku
*aku berbalik menyukai org2 mesum yg mengambil kesempatan dalam kesempitan bus trans.
Cerita ini mungkin akan diluncurkan seriesnya. Wkwk.. Gitu ajah.. Aku ada cerita baru lagi. Ntar aku ketik bis ini. ;)
Tambahan ini cuma fiktif.. Kesamaan nama tokoh disengajakan untuk pemilik foto di atas. Jangan lupa koment yaah.. ;)
Ternyata bukan hanya angan2 ya.... terkadang ingin tapi takut
ReplyDelete